Saham PGEO Melejit 8% Lebih, Ada Apa?
Monday, May 06, 2024       16:04 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk () terpantau melonjak pada perdagangan sesi II Senin (6/5/2024).
Per pukul 14:51 WIB, saham melejit 8,23% ke posisi Rp 1.315/unit. Saham pada hari ini diperdagangkan di kisaran Rp 1.220 - Rp 1.320 per unit.
Saham sudah ditransaksikan sebanyak 9.705 kali dengan volume sebesar 75,23 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 97,13 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 54,57 triliun.
Hingga pukul 14:51 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 1.300/unit, menjadi posisi dengan antrean beli terbanyak pada sesi II hari ini yakni mencapai 33.356 lot atau sekitar Rp 4,3 miliar.
Sedangkan di order offer atau jual, pada harga Rp 1.350/unit, menjadi posisi dengan antrean jual terbanyak pada sesi II hari ini yakni mencapai 31.354 lot atau sekitar Rp 4,2 miliar.
Belum diketahui secara pasti penyebab melejitnya saham pada hari ini. Namun dari kinerja keuangannya, masih cukup cemerlang di kuartal pertama 2024.
Laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar US$ 47,51 juta atau setara dengan Rp 754,14 miliar. Laba ini naik tipis dibandingkan kuartal I-2023 yang tercatat sebesar US$ 46,96 juta.
Sedangkan, pendapatan di kuartal I-2024 mencapai US$ 103,31 juta atau setara Rp 1,63 triliun (asumsi kurs Rp 15.873/US$). Angka ini mengalami kenaikan tipis sebesar 0,68%, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2023 sebesar US$ 103,31 juta.
Pendapatan tersebut ditopang oleh pendapatan dari operasi sendiri yang tercatat sebesar US$ 96,77 juta, sementara untuk produksi pihak ketiga sebesar US$4,54 juta.
Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban pokok juga ikut melambung menjadi sebesar US$ 43,73 juta atau setara dengan Rp 694,22 miliar. Beban ini naik 6,33% dibandingkan dengan kuartal I-2023 yang tercatat sebesar US$ 41,13 juta.
Pertumbuhan pendapatan didorong oleh meningkatnya realisasi pendapatan operasi akibat eskalasi harga uap dan harga listrik, serta adanya optimalisasi pembangkitan ( load factor ) pembangkit listrik tenaga panas bumi ( PLTP ).
Adapun produksi uap dan listrik tercatat mencapai 1,208,436 MWh atau 4,84 persen di atas target yang dipatok dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan ( RKAP ) untuk kuartal pertama 2024.
Perseroan berupaya menjaga kinerja keuangan sembari memaksimalkan belanja modal untuk akselerasi ekspansi bisnis. Realisasi belanja modal di kuartal I-2024 mencapai US$ 18,08 juta atau lebih tinggi 136% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 7,66 juta.
Lebih lanjut, belanja modal yang dialokasikan pada periode ini untuk pengembangan sekitar US$ 8,51 juta dengan belanja modal untuk pemeliharaan sebesar US$ 9,57 juta.
 Sanggahan:   Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut. 
(chd/chd)

Sumber : www.cnbcindonesia.com

powered by: IPOTNEWS.COM